27.1.08

Not-so-important conversation

Masih inget kue hantaranku untuk teater TK-nya Paul, kan? Nah, percakapan ini terjadi hari Jumat lalu dengan kepala sekolahnya Paul:

KP: Frau Racz, kue kemaren bikin sendiri, ya?
Aku (tersipu malu): Iya.
KP: Kuenya bagus sekali. Belajar darimana?
Aku: Belajar sendiri dari buku-buku dan internet. Rasa buttercream-nya mungkin agak terlalu manis.
KP: Tapi kuenya sedap dipandang mata. Buktinya, kue Ibu yang pertama kali laku loh.

Waaaahhh. Diriku langsung melayang ke langit ketujuh. Hehehe...enggak sampe segitu deng. Jujur aja, aku bukan tipe orang yang haus akan pujian. Karena kadangkala pujian akan membuat orang lupa diri. But it was really nice from her to say those words. Buatku pribadi, aku udah seneng kalau kueku habis :).



Kembali ke topik dekorasi kue, sebagian besar orang Jerman masih agak konvensional dalam hal dekor-mendekor. Makanya aku sengaja mendekorasi polos (alias tanpa warna) saat acara teater lalu. Kalau kuenya aku warnai, yakin deh, pasti tu' kue cuma dipelototin doang. Seperti kejadian pesta Natal lalu. Semua orang cuma melototin kueku (gambar yang di atas). Mereka nunggu korban pertama yang berani motong kue itu. Setelah ada satu atau dua orang yang makan, baru deh kuenya ludes. Tentu aja, yang paling excited itu anak-anak, terutama perempuan. Mereka nyomotin bunga-bunga yang dibuat dari marshmallow fondant. Well, kalau mereka senang, aku pun ikut senang :).

Posted by Sheila at 2:03 AM |  
Labels:

2 comments: